Karena semua apa dan siapa, dicipta bukan tanpa makna.

Thursday, November 4, 2010

Tahu (Pong) Gimbal

Beberapa hari yang lalu gue kepikiran dengan tahu gimbal, Teringat waktu masih di Semarang, biasanya selesai lari pagi waktu hari Minggu di Simpang Lima, terus makan tahu gimbal. Campuran tahu, telor, gimbal (udang dikasih tepung), juga kol dengan bumbu sambal kacang bener-bener menggoda selera.

Gue keinget lagi tahu gimbal gara-gara temen gue mau dinas luar ke Semarang. Denger kata Semarang, yang gue kangenin bukan wingko atau lumpianya, tapi tahu gimbal.

Yeyen : muss, tau tempat yang jual tahu gimbal di Jakarta gak?

Temanku yang sedang hamil 3 bulan lebih menyapaku lewat gtalk. Lagi pengen tahu gimbal tau-tau ada teman yang menanyakan tentang tahu gimbal. Benar-benar kebetulan. "Bisa dijadikan partner buat nyari tempat makan tahu gimbal di Jakarta ni." pikirku.

Sayangnya, gue belum tau tempat di Jakarta yang jual tahu gimbal. Gue coba searching di google, dapat alamat di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat, cukup jauh juga. Gue lalu pasang status di facebook kalau gue pengen tahu gimbal. Agak alay kelihatannya, tapi membuahkan hasil, karena dari komen-komen yang masuk, ada temanku yang ngasih tau kalau di seberang Carrefour dekat shelter TransJakarta di Harmoni ada warung kaki lima Tahu Pong Semarang (TPS). Semangat bertambah, segera gue kabarin yeyen kalau ada tempat yang jual tahu gimbal di dekat kantor.

Setelah Maghrib, gue ama Yeyen meluncur ke TPS setelah sebelumnya mampir bentar ke kosnya Yeyen. Agak lebih deg-degan juga ngeboncengin ibu hamil, tapi gak apalah, sekalian buat belajar.

Gak terlalu sulit buat nemuin tempatnya. Walau warung kaki lima, tapi cukup ramai juga. Kami langsung memilih menu Tahu Pong Gimbal yang komplit dan minum jeruk hangat.

Tak begitu lama, pesanan segera diantar. Dua buah piring nasi putih (kami memang memesan dengan nasi putih) dan dua piring berisi beberapa potong tahu goreng, telor bulat goreng, dan gimbal, lalu disusul dengan dua buah piring kecil berisi sambal kecap. Kami berdua saling nengok -setelah menerima makanan yang kami pesan- dengan muka agak bingung.
"Kok beda ya mus ama tahu gimbal di Semarang?" ungkap Yeyen.
"Iyaya, kok beda."
Kami terdiam sesaat. Gue tengok baliho yang ada di belakang kami "Tahu Pong Semarang"
"O, mungkin tahu pong gimbal ama tahu gimbal beda kali ya?", tebakku.
"He em, mungkin gitu.", balas Yeyen.

Kami cukup menikmati tahu pong gimbal yang sudah kami pesan. Selesai makan tahu pong gimbal, kami memesan lumpia, mencicipinya barangkali rasanya agak beda dengan yang di Semarang.

Jam setengah 9an gue sampai di kosan. Cukup kenyang juga makan tahu pong gimbal (plus nasi) dan lumpia.

Gue masih penasaran dengan tahu pong gimbal yang tadi gue makan. Gue search di google dengan keywords tahu gimbal, setelah itu menggunakan keywords tahu pong gimbal. Ternyata hasil gambar yang ditampilkan beda.

tahu gimbal -yang kami pengenin- (potongan tahu, telor ceplok, kol, gimbal dengan sambal kacang ditambah kerupuk [agak mirip ketoprak])

tahu pong gimbal -yang tadi kami makan- (tahu dan telor goreng, juga gimbal yang disajikan dengan sambal kecap)

Agak kecewa juga belum jadi makan tahu gimbal yang gue pengein. Tapi tak apalah, jadi nambah wawasan juga kalau tahu gimbal dan tahu pong gimbal itu gak sama.

No comments:

Post a Comment