Karena semua apa dan siapa, dicipta bukan tanpa makna.

Tuesday, March 23, 2010

Ini Tentang Asa, Rasa, dan Masa



Ini tentang asa. Asa tentangku, tentangmu, dan tentang kita. Bukankah setiap orang punya asa? Aku, kamu, dia, kalian, mereka, pasti punya asa. Mungkin asaku tidak sama dengan asamu, tapi tetap saja itu sebuah asa. Laiknya sebuah layang-layang, aku punya layang-layang berbentuk biasa dengan bergaris merah hitam di tengah dominan warna putihnya, sementara kau, punya layang-layang berbentuk burung indah dengan warna-warni cantik di sayap dan seluruh tubuhnya. Layang-layangku yang biasa dan layang-layangmu yang indah tetap saja bernama layang-layang. Hanya saja, layang-layangku yang sederhana dan gak neko-neko itu mungkin bisa lebih mudah dimainkan dan diterbangkan. Tapi, kau tak perlu khawatir, kawan, layang-layangmu yang indah itu tetap berpeluang untuk bisa dimainkan dan diterbangkan. Dan jika kau berhasil menerbangkan layang-layangmu, maka layang-layangmu akan menari-nari dengan indah di awan, dan pastinya jauh lebih menawan dibanding layang-layang ku yang biasa. Itu tergantung, apakah kau benar saat membuat kerangka layang-layang, kau pakai benang yang kuat untuk memainkan, dan tentunya kau harus punya kemampuan untuk bisa menerbangkannya. Oh ya, satu lagi, meskipun kau sudah memliki semua yang ku sebutkan tadi, bisa saja layang-layangmu nanti akan terombang-ambing di awan atau sama sekali gagal kau terbangkan, karena masih ada angin-Nya yang bisa menggerak-gerakkan layang-layangmu sesuai dengan kehendak-Nya.



Balik lagi, sebenarnya apa asa yang sedang ku ceritakan, kawan? Sabar, tak perlu kau pasang muka penasaran seperti itu. Tatapan matamu yang tajam, tak perlu terlalu kau tujukan padaku. Kau tau sendiri aku mudah malu jika ada yang terlalu lama memandangku. Ah, tapi kaupun tetap takkan tau saat aku malu. Wajah memerah yang kan muncul saat aku malu takkan kau temukan di wajahku yang sudah cukup pekat ini. Kelihatannya kau sudah tak sabar ingin tau asaku ini. Baik aku katakan. Kawan, ini asa tentang sebuah rasa.



Ya, ini tentang rasa. Rasa dimana kau merasa nyaman dengan seseorang yang mungkin jodohmu. Sekedar berbicara dengannya sepatah dua patah kata cukuplah kiranya. Tak perlu terlalu banyak bercanda atau basa-basi belaka. Atau lebih enak kalau diajak jalan berdua? Stop, dia belum halal bagiku, kawan. Sebentar. Jangan tersenyum-senyum seolah kau tahu siapa yang sedang ku bicarakan. Kau manusia normal dan bukan paranormal kan? Jadi, tak perlu kau merasa tau siapa yang ku bicarakan. Atau, jangan-jangan kau yang ku maksud adalah kau yang sedang membaca tulisan ini. Tunggu, aku atur nafasku dulu, tarik nafas dalam-dalam, tahan sebentar, yap keluarkan. Oke kita lanjutkan.



Aku, kau, dia, kalian, mereka pasti punya rasa. Tak peduli itu rasa senang, sedih, bahagia, kecewa, tetap itu adalah rasa. Manis tak akan kita rasa manis dan kita syukuri jika kita belum merasakan pahit bukan? Tapi, rasa yang ingin ku ceritakan bukan rasa yang pahit, ini manis, kawan. Rasa pahit yang kemarin-kemarin sudah cukuplah. Sedikit banyak sudah ada pelajaran dan hikmah yang bisa diambil. Tapi rasa ini mungkin bukan akan ku gapai sekarang. Karena, ini tentang rasa dalam melewati suatu masa.



Benar, ini tentang masa. Setiap apa dan siapa pasti ada masanya, dan setiap apa dan siapa, butuh masa untuk ada. Ada masa saat layang-layang kita bisa terbang tinggi di awan, menari-nari dengan cantik disana, dan membuat kita bangga dengannya. Tapi, untuk bisa terbang di atas awan, kita butuh masa untuk melakukannya, masa untuk mempersiapkan layang-layang dan diri kita, masa untuk mencari serta memilih kapan dan dimana kita akan memainkan layang-layang kita lalu memutuskan waktu dan tempat yang terbaik untuk memainkannya. Dan tibalah masa dimana kita mulai beraksi, berlari-lari dan berjuang menarik layang-layang kita agar bisa terbang, sembari menunggu angin-Nya yang tepat menyapa layang-layang kita, atau sesekali kita meminta tolong teman untuk memegang layang-layang kita agar kita mudah menerbangkannya.



Dalam masa ini, akan ada fase yang dilalui. Masa saat mempersiapkan, mencari, memutuskan, lalu memperjuangkan, ah betapa indahnya bila kita bisa menikmati setiap fase masa yang akan kita lalui. Melewati masa mempersiapkan yang seringkali butuh waktu lama atau terkadang dibuat lama, begitupun saat mencari, memutuskan, lalu memperjuangkan. Dalam memutuskan, kita kan dihadapi pada 2 pilihan, ya atau tidak, kita pilih maju atau mundur. Kalau kita pilih mundur, berarti kita harus mengulang lagi fase-fase sebelumnya. Kalau kita pilih maju, inilah saatnya kita memperjuangkannya. Memperjuangkan atas apa yang kita putuskan untuk dipilih bukan hal yang mudah, kawan. Banyak godaan yang akan datang. Dan taukah, saat kita telah memutuskan atas suatu pilihan, kita tidak bisa mundur dan harus siap atas segala resiko yang menyertainya. Ah, kenapa aku menjadi seserius ini menceritakan asa, rasa, dan masa.



Kawan, ini tentang asa, rasa, dan masa. Asa dalam mewujudkan suatu rasa, yang akan dilalui dalam beberapa fase masa. Tersenyum dan yakinlah, asa rasa ini akan indah pada masanya, dan bersabarlah, karena setiap apa dan siapa pasti ada masanya, dan setiap apa dan siapa, butuh masa untuk ada.

No comments:

Post a Comment